Presiden Timor Leste Ke 2 dan Ke 5 Jose Ramos Horta dalam sebuah wawancara eksklusif mengatakan bahwa dahulu pada masa perjuangan kemerdekaan Timor Leste dilakukan secara terhormat.
"Sejak awal kami berjuang masa itu, perjuangan kami terhormat, kami tidak melawan masyarakat Indonesia. Pada setiap pidato, tulisan, dan tindakan kami tidak pernah menjelekkan masyarakat Indonesia secara individu atau dari sisi suku, agama mayoritas, itu tidak pernah kami lakukan," ungkapnya.
Pada masa itu pejuang Timor Leste sangat menghormati masyarakat sipil dan hak-haknya.
"Dalam perjuangan, kami sangat menghormati masyarakat sipil, sehingga ketika itu simpati Dunia Internasional berdatangan, kami hormati Hak Asasi Manusia dan yang kami lawan hanyalah militer, " tambahnya.
Hal inilah yang menjadi pembeda perjuangan antara Timor Leste dan KKB OPM, karena mereka tidak segan-segan melakukan pembantaian, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan dan menyakiti masyarakat sipil mulai dari OAP hingga pendatang.
Contohnya saja KKB OPM di Nduga yang membunuh Pendeta Eliazer Baye kemudian ada anggota Ormas KNPB yang membunuh seorang aktivis HAM wanita Michelle Kurisi Doga.
Mereka (OPM) juga terus melakukan pembakaran rumah(honai) warga sipil, fasilitas pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat lokal.
Mereka yang saat ini membela diri sebagai seorang pejuang namun lebih pantas dikategorikan sebagai Kriminal teroris Psikopat.
0 Komentar