_Oleh: Ketua DPP Barisan Merah Putih Republik Indonesia, Max Abner Ohee_
Papua - Kontroversi mewarnai klaim United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang menyatakan mayoritas orang Papua mendambakan kemerdekaan dari Indonesia. Klaim ini langsung mendapat tanggapan tegas dari Max Abner Ohee, Ketua DPP Barisan Merah Putih Republik Indonesia, yang menyebutnya sebagai tidak mencerminkan suara seutuhnya dari masyarakat Papua.
Markus Haluk, Sekretaris Eksekutif ULMWP, mengklaim bahwa Papua telah dijajah selama enam dekade dan mayoritas penduduk Papua mendukung pemisahan. Namun, Max Abner Ohee menyatakan bahwa pandangan ini keliru dan tidak mencerminkan realitas di lapangan. Menurutnya, banyak elemen masyarakat Papua memiliki pandangan berbeda dan mendukung kesatuan dengan Indonesia.
Dalam kritik yang dilontarkan terhadap ULMWP, Max Abner Ohee menyoroti klaim tentang situasi di Papua yang semakin intens dan terorganisir. Ia berpendapat bahwa pernyataan tersebut tidak memperhitungkan dampak negatif konflik terhadap masyarakat Papua, terutama yang disebabkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kerap meresahkan masyarakat Papua itu sendiri.
Max juga beranggapan bahwa upaya kepolisian terhadap kasus Muhammad Iqbal setelah unggahan kontroversial di media sosial beberapa waktu lalu mencerminkan kepedulian terhadap keamanan dan persatuan nasional.
“Solidaritas di media sosial, sebagaimana terlihat dalam kasus ini, tidak hanya mencerminkan keprihatinan terhadap situasi di Papua tetapi juga menyoroti pentingnya menjaga stabilitas di seluruh negeri,” ucapnya.
Meskipun aktivis hak asasi manusia dunia seperti Peter Gary Tatchell menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Papua, Max Abner Ohee menekankan bahwa pandangan ini seharusnya dipertimbangkan sebagai salah satu dari beragam pandangan global dan tidak mewakili masyarakat Papua.
Sebagai gugus tugas yang menangani masalah Papua di Barisan Merah Putih, ia mengajak untuk tidak terprovokasi oleh klaim sepihak dari ULMWP.(*)
0 Komentar