Pdt. Yones Wenda Ajak Tokoh Agama Ajarkan Cinta Damai


Jayapura- Mencermati adanya keterlibatan sejumlah rohaniwan gereja di Papua yang mendukung Gerekan Papua Merdeka, Saya Pdt. Dr. YONES WENDA, S.Th., M.Th., mengajak para tokoh gereja (pendeta/pastor) untuk lebih menekankan ajaran cinta damai kepada para jemaat. Hal ini sesuai dengan tugas utama pendeta sebagai pemimpin rohani gereja serta dalam rangka memelihara, melindungi dan menjaga kehidupan spiritual jemaatnya.

Saya juga menyampaikan pesan kepada pemerintah bahwa kalangan gereja (sinode) mempunyai tugas untuk membawa umat secara utuh kepada Tuhan.

“Dari Sinode Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) di Tanah Papua ingin menyampaikan kepada Pemerintah bahwa gereja (sinode) mempunyai tugas untuk membawa umat utuh kepada Tuhan, itulah tanggung jawab gereja”.

Gereja tidak perlu terpancing untuk mengikuti atau bahkan terlibat dalam berbagai aktivitas yang berada diluar kewenangan gereja atau diluar urusan kerohoaniaan, seperti masalah dukungan terhadap gerakan Papua Merdeka atau intervensi perihal Otonomi Khusus (Otsus) yang jelas-jelas masuk keranah politik.

Sikap itu bukanlah kewenenangan atau tugas gereja. Dan seperti yang diketahui, Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Repulblik Indonesia (NKRI). Maka tugas dan kewenangan gereja adalah membawa umat utuh kepada Tuhan. Itulah yang menjadi tanggung jawab gereja. Dan gereja-gereja harus memahami ini, begitupun dengan sinode-sinode harus mengetahuinya.

Keterlibatan pihak gereja dalam memberikan dukungan kepada kelompok pemberontak (pro Papua Merdeka) yang kerap kali melakukan aksi kekerasan terhadap aparat TNI/Polri dan penduduk sipil setempat sangat bertentangan dengan ajaran dalam kita Injil.

“Kalau gereja mempengaruhi masyarakat untuk membunuh orang, itu merupaka tanggung jawab besar antara hamba Tuhan dengan Tuhan. Jadi itu merupakan tanggung jawab karena firman Tuhan, “Janganlah membunuh orang”.

Saya juga mengingatkan kelompok Pdt. SOCRATES SOFYAN NYOMAN dan Pdt. BENNY GIYAI, para tokoh gereja sekaligus akademisi Papua yang pro terhadap gerakan Papua Merdeka untuk tidak lagi menggunakan lambang-lambang atau logo Injil Empat Berkatan yang selama ni dipakai oleh mereka demi mendapatkan bantuan dari Dana Otsus. Untuk penggunaan logo tersebut seharusnya Pdt. BENNY GIAY menempuh prosedur hukum dahulu. Dengan demikian tidak sepantasnya mereka menyalagunakan logo gereja dan anggaran Otsus untuk mengacaukan umat Kristen di Indonesia.

Posting Komentar

0 Komentar