Jayapura- Dari sekian banyak kelompok radikal yang dibentuk oleh orang-orang yang tidak berkepentingan dari suku tertentu di papua dan mengatasnamakan orang papua, kini muncul lagi kelompok radikal baru dengan nama petisi rakyat papua (PRP), kelompok ini hanya beranggota sekitar 15 orang dengan namun diperalat oleh kepentingan politik sehingga mereka bergerak seolah-olah mereka mewakili masyarakat papua, namun fakta di lapangan mereka hanya segelintir orang.
Pasca demo-demo yang dilakukan oleh PRP ini di papua, selalu mengangkat materi dengan judul, tolak DOB dan OTSUS lalu segera gelar referendum. Yang dimaksud dengan referendum tujuannya adalah papua merdeka, papua merdeka adalah materi yang radikal karena melakukan sesuatu Tindakan melawan hukum untuk memisahkan diri dari negara yang sah. Hal ini dilarang oleh hukum internasional karena berdasarkan keputusan PBB Papua adalah bagian dari Indonesia yang sah dan tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun.
Dengan hadirnya Pdt. Beny Giay dan Dir. ULMWP Markus Haluk pada demo 29 Juli 2022, tadi, secara langsung menunjukan bahwa, seorang gembala dan telah mengajak dan mengajarkan kepada umatnya untuk saling membenci satu sama lain serta menunjukan bahwa, ULMWP bentukan Beny Wenda sudah merajalela di Papua yang mana salah satu pengurusnya adalah Pdt. Beny Giay dan Dir. ULMWP Markus Haluk.
Kemanakah umat Tuhan mau diselamatkan, kalau gembalanya tidak memberikan pengajaran yang baik. Gembala pimpin kelompok radikal dan melakukan demo, padahal gembala Pdt. Beny Giay ini, juga termasuk salah satu tokoh papua atas nama gereja yang telah banyak menikmati dana otsus yang masuk kepada Yayasan dan gerejanya.
Untuk itu, apapun yang dilakukan oleh kelompok ini, pada dasarnya orang papua sudah tahu kepentingan dari kelompok PRP dan ULMWP ini, sehingga terbukti Demo hari ini, hanya dihari oleh 15 orang saja.
0 Komentar