2 Jasad Tulang Belulang Kembali Ditemukan Di Nduga



SaguNews.com. – Penemuan 2 Jasad yang diduga 2 (Dua) karyawan PT. Istaka Karya sejak bulan desember tahun 2018 lalu akibat dibantai secara brutal oleh pemberontak tak berperikemanusiaan (KKB) akhirnya ditemukan dalam keadaan tinggal tulang bertengkorak.

Hal tersebut dibenarkan salah satu warga masyarakat setempat yang mengaku bernama Isi Wandikbo pada bulan mei tahun 2019 lalu.

Isi Wandikbo mengatakan Penemuan kedua jasad tesebut sudah sejak bulan Mei 2019 lalu namun, Ia baru saja berani menyampaikan pada bulan juli ini akibat dirinya diteror oleh pemberontak KKB dan hendak dibunuh jika melaporkannya kejadian tersebut kepada petugas keamanan atau masyarakat lainya.

“Saya yang menemukan kedua Jasad tersebut namun saat itu saya mau menyampaikan akan tetapi saya ditodong dengan senjata oleh KKB sehingga saya takut untuk menyampaikan informasi ini”, terang Isi Wandikbo.

Dirinya menjelaskan bahwa setelah kelompok tersebut pergi dia kembali untuk mengecek dan dibenarkan oleh beberapa pakaian dan kartu identitas milik pekerja istaka Karya yang ditemukan disekitar Jasad tulang belulang, selain itu tidak ada keluarga ataupun sanak saudara masyarakat setempat yang hilang.

“Awalnya saya pikir itu adalah tulang hewan naum saat saya temukan kepala manusia dan mendapat beberapa kartu identitas disitu saya yakin bahwa itu adalah pekerja Istaka Karya yang hilang beberapa bulan lalu, Kami juga sudah melaporkan informasi ini kepada kepala kampung dan juga kepala Distrik serta aparat keamanan setempat dan berharap aparat keamanan segera turun langsung ke lapangan untuk mengidentifikasi kedua Jasad tersebut”, tambah Isi Wandikbo.

Lanjut Isi Wandikbo, Kami juga meminta agar aparat kemanan terus melakukan penindakan Hukum kepada pemberontak KKB yang telah membunuh banyak jiwa - jiwa tak berdosa dan mirisnya pembunuhan itu dilakukan pada bulan kelahiran sang juru selamat umat manusia. Ini Dosa besar bagi mereka KKB dan juga merupakan pelanggaran HAM paling terbesar dalam sejarah Dunia.

"Harapan kami kepada aparat keamanan untuk melakukan tindakan tegas karena mereka bukan hanya mengancam masyarakat pendatang melainkan orang asli papua (OAP) yang masih ada hubungan keluarga saja mereka bisa bunuh dan teror," ungkapnya.

Posting Komentar

0 Komentar