3 Kesaksian Tokoh Yang Pernah Berjuang Untuk Papua Merdeka


SaguNews.com – 3 orang mantan pejuang Organisasi Papua Merdeka (OPM) yakni Franz Joku, Nick Messet, dan Michael Manufandu berikan tanggapan pada papua yang sekarang  sangat berbeda dengan papua yang dahulu.

Dalam paparanya pada mashasiswa di selandia baru bapak Franz Joku yang dulunya mantan juru kampanye internasional untuk papua merdeka angkat bicara tentang kebebasan berekspresi di Papua khususnya mengenai apakah wartawan asing dapat aktif di Papua. Ia katakan bahwa dibanding dengan tahun 1960, wartawan kini memiliki akses yang jauh lebih baik untuk memasuki Papua.

“Karena Indonesia masih negara berkembang, beberapa aturan yang berkenaan dengan keamanan dan pengamanan berlaku. Peraturan itu dibuat juga untuk keamanan jurnalis khususnya mereka jurnalis asing," kata Joku.

Jika dibandingkan dengan kebebasan berekspresi di Barat, Papua akan terlihat sedikit menakutkan dengan aturannya yang ketat. Tapi Anda bisa lebih bijak untuk melihat kemajuan yang terjadi dalam hal kebebasan berekspresi di Papua. Jurnalis seharusnya sudah tahu aturan sebagaimana mereka masuk negara lain.

Dalam kesempatan yang sama bapak Nick Messet, kemudian mengalihkan diskusi untuk berbicara tentang semacam kisah kehidupan nyata bagaimana dia memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah Indonesia dan meninggalkan teman - temannya pada masa lalu.

Dia meninggalkan Papua di tahun 1960 ketika dia merasakan kehadiran orang Indonesia di wilayah itu adalah sebuah kesalahan. Dia tidak mengatakan bahwa Papua sekarang sudah berkembang sebagai pulau utama yakni Jawa. Tetapi dengan Papua tetap berada di Indonesia, dia melihat bahwa pembangunan sedang berkembang di sana.

Mantan Menteri Luar Negeri OPM ini percaya bahwa Papua saat ini adalah apa yang dia dan beberapa teman - temannya mimpikan dan perjuangkan.

“Papua hari ini adalah jawaban atas apa yang kami perjuangkan! Kami bermimpi tentang memiliki pemimpin dari orang - orang kami, dan sekarang ada mereka,” Nick dengan sedikit berteriak tegas.

Mantan walikota jayapura bapak Michael Menufandu melanjutkan dengan pandangannya tentang kemajuan pembangunan infrastruktur. Papua besar secara geografi sehingga berkembang membutuhkan lebih banyak waktu dan dukungan yang lebih besar.

Manufandu menjelaskan bahwa yang dilakukan pemerintah saat ini telah membantu orang Papua dengan menurunkan biaya logistik dan memperbaiki akses antar daerah di Papua, terutama terkait pembentukan Jalan Trans Papua. Dia juga berbagi pandangannya, bahwa dengan otonomi khusus saat ini telah dipastikan bahwa hanya orang asli Papua yang dapat memimpin Papua.

“Anda lihat sekarang semua pemimpin dari gubernur menjadi walikota adalah penduduk asli Papua. Bahkan pemimpin militer kita juga orang Papua,”tutup mantan Duta Besar Indonesia di Kolombia itu.

Posting Komentar

0 Komentar