Nico Degei: Ada Yang Mencatut Nama Saya untuk Kepentingan Media


SaguNews.com. - Sekretaris Pansus Hukum HAM Majelis Rakyat Papua (MRP) Nico Degei Mengatakan, ada media yang mencatut namanya terkait dengan permintaan kepada Kapolri dan Panglima untuk menarik pasukan TNI dan Polri di NDUGA. Dirinya membantah pernyataan itu, bahkan dirinya meminta kepada Kapolda dan Pangdam untuk tetap menjaga keamanan di Nduga, Sabtu 21/07/2018.

Dalam wawancaranya Nico menjelaskan kalau dirinya dimanfaatkan oleh media yang mencari keuntungan. Media-media ini selalu memberitakan berita kontroversi dengan situasi yang ada di Papua. Dirinya berharap ada tindakan dari pihak kepolisian dan dewan pers terhadap media yang tidak memberikan edukasi bagi orang Papua, mereka lebih banyak membuat berita-berita bohong tentang Papua.

"Saya melihat media yang tidak memberikan edukasi buat orang Papua itu malah media lokal sendiri, bukan media nasional, saya minta kepada pemilik media berikan pendidikan yang baik kepada orang Papua, jangan membuat berita-berita bohong," ungkapnya.

Dirinya menambahkan apa yang ditulis oleh media tersebut tidak benar, justru saya mendukung tindakan yang diambil oleh TNI dan Polri dalam rangka penegakan hukum di Nduga. Informasi yang saya terima di Nduga terjadi kontak tembak antara TNI-Polri dengan Kelompok bersenjata KKSB di kampung alguru yang masyarakat sipil sudah tidak ada saat itu.

"Sebelum terjadi kontak tembak antara TNI-Polri dengan KKSB, kampung alguru sudah kosong, yang ada hanya KKSB saja," terangnya.

Para warga sipil sudah mengosongkan kampung setelah terjadinya pembantaian yang dilakukan oleh KKSB, para KKSB ini melarikan diri ke kampung Alguru, setelah dilakukan pengejaran oleh aparat TNI-POLRI.

Beredarnya isu helikopter melakukan pengeboman terhadap warga, itu tidak benar, Helikopter yang digunakan saat itu adalah helikopter milik Polri dari satuan Polairud yang sama sekali tidak dilengkapi persenjataan.

"Helikopter tersebut membawa logistik bagi pasukan Brimob yang pada titik pengamanan dalam pelaksanaan pilkada di Nduga," tegasnya.

Warga sipil yang meninggalkan Nduga beberapa waktu lalu disebabkan karena adanya ancaman dari KKSB terhadap mereka pasca pembantaian terhadap warga pendatang, para KKSB ini bersembunyi di kampung-kampung sehingga untuk menghindari ancaman KKSB mereka meninggalkan kampung.

"Saat ini para warga tersebut sudah berada di Wamena setelah melakukan perjalanan menggunakan kapal dari Asmat ke Merauke dan melanjutkan perjalan ke Wamena yang difasilitasi oleh TNI dan Polri menggunakan pesawat Hercules, tutupnya.

Posting Komentar

0 Komentar