SaguNews.com - Kab. Nduga khusunya kampung alguru menjadi sorotan publik hal ini dikarrnakan banyaknya media masa yang memberitakan tentang adanya penyerangan yang dilakukan aparat keamanan pada masyarakat yang berbanding terbalik dengan fakta dilapangan.
Kejadian penyerangan yang diberitakan pada media massa tentang adanya penyerangan ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan dilapangan, ini dibuktikan dengan aktivitas masyarakat yang berjalan lancar seperti biasa tanpa ada gangguan ataupun adanya penyerangan apalagi oprasi militer yang membabibuta.
Dalam situs resminya TPN-PB mengatakan bahwa adanya 2 helikopter yang menjatuhkan 2 bom pada masyarakat hingga masyarakat berlarian kehutan namun tidak ada korban jiwa, pernyataan ini sedikit janggal dikarenakan apabila aparat keamanan menjatuhkan bom berarti tidak ada masyarakat yang akan selamat karena bentuk ledakan sebuah bom yang dimiliki aparat keamanan indonesia dapat menghancurkan setidaknya radius 1 kilo meter.
Bapak Lenis kogoya selaku staf ahli kepresidenan mengatakan alutsista pemerintah indonesia tidak bisa digunakan secara sembarangan dan harus mendapat persetujuan dari pimpinan tertinggi serta adanya evaluasi sebelum menjatuhkan bom, apalagi dipemukiman masyarakat, lenis juga menjelaskan bahwa pengeboman yang terjadi di nduga itu tidak benar.
"Tidak ada daerah papua yang dibom karena penggunaan bom atapun missil digunakan untuk perang bukan untuk melawan rakyat, apabila itu digunakan harus adanya rapat dan evaluasi kepada semua pihak serta mendapatkan persetujuan dari semua pihak," tutur Lenis.
Lenis juga menyampaikan kepada masyarakat agar tidak mudah percaya pada media massa yang dapat memecah belah antara rakyat papua dengan adanya penyerangan yang tidak betul adanya dan menegaskan serta menjamin bahwa tidak ada penyerangan didaerah papua.
"Tidak ada penyerangan saya bernai jamin karena saya sudah komunikasi dengan kepala kampung alguru, dia bicara tidak ada penyerangan atapun helikopter yang kasih jatuh BOM di kampung alguru," tegas Lenis.
0 Komentar